AYAH adalah pelukis kehidupan anak-anaknya. Bahkan kejayaan hidup anak adalah berpunca daripada hasil dorongan dan peranan ayah sebagai guru dan murabbi.
Kehidupan seorang ayah menampilkan bentuk kehidupan sebenar yang akan dimiliki anaknya pada satu masa nanti. Masa muda seorang anak adalah waktu mereka sentiasa ingin melihat perkara baru dan ingin mencubanya.
Mereka mula menapak mencari jalan hidupnya sendiri dan melakukan sesuatu yang mirip dengan apa yang dapat dilakukan ayahnya.
George Bernard Shaw mengatakan "Masa muda adalah masa terindah; sayang sekali orang muda suka mensia-siakannya." Ayah adalah pengantar anaknya untuk masa muda dengan hal yang dapat mendatangkan manfaat.
Prinsip berkongsi manfaat yang diajarkan al-Quran kepada kita adalah kebaikan yang dilakukan kepada orang lain. Pada akhirnya akan kembali kepada pelakunya sendiri.
Kitalah yang akan lebih banyak menerima manfaat daripada orang yang menerima pertolongan kita.
Allah SWT berfirman di surah Al-Isra' ayat ke-7 yang bermaksud:
"Jika kamu berbuat baik (bererti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri."
Sumbangan terbesar seorang ayah dalam hidup anaknya ialah ketika dia mampu membentuk anaknya menjadi insan yang soleh dan solehah untuk umat ini.
Mereka menjadi Muslim yang kuat, menjadi duta masyarakatnya dengan ilmu yang dimilikinya.
Dari sahabat Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
"Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan berasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah "Qodarulloh wa maa syaa'a fa'al, ditakdirkan Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi" (Hadis riwayat Muslim).
Allah SWT berfirman dalam surah an-Nisa yang ditujukan kepada orang tua,
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khuatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (Surah An-Nisa ayat 9).
Dalam tafsir, Ibnu Katsir mengatakan Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu 'Abbas:
"Ayat ini berkenaan dengan seorang lelaki yang meninggal, kemudian seseorang mendengar dia memberikan wasiat yang membahayakan ahli warisnya, maka Allah SWT memerintahkan orang yang mendengarkannya untuk bertakwa kepada Allah serta membimbing dan mengarahkannya kepada kebenaran."
Kejayaan masa depan anak bukan kerana umur atau kemampuan yang dimilikinya. Seorang ayah semestinya melukis sebaik mungkin.
Kecantikan lukisan itu dilakar daripada kesesuaian warnanya.
Paduan warna yang indah disertai adunan warna yang anggun membentuk pelangi di langit. Warna biru dan putih membentuk warna air di laut lepas.
Warna hijau membentuk suasana pepohon yang berjajar terlihat anggun. Semua lukisan kreatif si ayah membentuk semua warna kehidupan si anak.
Mencipta kecemerlangan anak adalah tugas mulia seorang ayah. Mendidik anak sehingga berjaya adalah satu proses yang panjang. Tidak mustahil akan dipertemukan pada saat anak sudah berumur dan ayah menjelang umur kematian.
Proses penemuan ini memerlukan ketekunan, kekuatan kesabaran daripada orang tuanya, khususnya ayah. Sebab itu, dalam melukis masa depan anak, seseorang ayah ada tiga bekalan yang tidak boleh ditinggalkannya, iaitu sabar, sabar dan sabar.
Kesabaran seperti yang dimiliki Nabi Yaakub ketika menghadapi kejahatan abang-abang Nabi Yusuf sehingga membawa kehilangan anaknya yang tercinta itu.
Kesabaran Nabi Yaakub itu diabadikan Allah SWT di dalam al-Quran dalam Surat Yusuf ayat 18 yang bermaksud:
"Dan mereka datang membawa baju Yusuf (yang berlumuran) dengan darah palsu. Berkata bapanya: Bahkan dirimu menghiaskan (memandang baik) urusan itu. Sabarlah yang lebih baik. Dan kepada Allah meminta pertolongan tentang apa yang kamu terangkan itu." (Surah Yusuf ayat 18).
Pengetahuan seorang nabi tidak menjadikan Nabi Yaakub mengherdik anak-anaknya. Pengetahuan kenabian yang tidak diketahui anak-anaknya, tidak menyebabkan Yaakub membela pendapatnya, "Memang kamu salah, dan aku tahu aku yang paling benar."
Akan tetapi Nabi Yaakub menguatkan kesabaran dengan mengucapkan, "Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)." Subhanallah.
0 ulasan: on "Perilaku ayah jadi model anak"
Catat Ulasan