Sejahtera ke atas kalian
Kematian sebuah peristiwa yang akan dialami oleh semua makhluq yang hidup. Tidak ada perkecualian dalam hal ini. Kaya miskin, tua muda, laki perempuan semua akan mengalaminya. Hanya masalah waktu yang membedakan dan cara kematian. Sebuah kepastian yang kita pahami dan kita saksikan. Namun tidak semua orang menyadari akan hal ini. Ya kematian. Apa sih sebenarnya kematian itu?
Definisi kematian
Kematian adalah terputusnya ruh dari jasad, berpindah dari alam dunia ke alam lain.
Demikian definisi kematian. Dan manusia tidak sama dalam menyikapi masalah kematian ini. Bagaimana sikap kita?
Sikap manusia terhadap kematian
Kematian bisa kita saksikan dan kita lihat di sekitar kita. Kematian adalah hal yang pasti, dan semua orang tahu betul kalau akan mengalami hal ini. Dan manusia berbeda-beda dalam menyikapi masalah yang satu ini.
Sikap kita sebagai manusia boleh dibagi menjadi dua
1. Benci
2. Cinta
Sikap benci dikeranakan rasa takut, atau ketidak siapan diri, atau keinginan hidup di dunia lebih panjang.
Sedangkan sikap orang yang cinta kematian, dikarenakan kematian adalah pintu yang harus dilewati kepada hal yang lebih baik. Atau akhir dari sebuah kesulitan kehidupan di dunia menuju kepada kehidupan yang lebih nikmat. Begitu seterusnya. Demikianlah manusia menyikapi kematian.
Kematian menakutkan?
Secara manusiawi kematian memang menakutkan bagi siapa saja. Orang yang tidak takut mati karena ada hal yang menjadikan dia seperti itu.
Diantara hal-hal yang menjadikan seseorang takut mati beberapa faktor, antara lain:
1. Berpisah dengan yang dicintai dan disukai
2. Sakitnya sakratul maut
3. Menghadapi perjalanan panjang tanpa ujung
4. Telah ditunggu oleh pengadilan akhirat beserta siksa dan azab atas segala dosa dan kemaksiatan
Begitu menakutkan sebenarnya masalah kematian ini. Apalagi bila melihat akibat amal yang tidak baik selama hidup di dunia. Siksa dan adzab akhirat sudah menunggu. Pengadilan akhirat yang menyeramkan sudah menanti. Allah swt sebagai Hakim yang Maha Adil, manusia yang senantiasa berdosa ini sebagai pesakitan dan terdakwa. Didudukkan di kursi pesakitan yang kondisi persidangannya sangat menakutkan. Semantara yang menjadi saksi adalah bagian-bagian anggota tubuh kita yang saat hidup turut serta menjadi pelaku. Hanya satu yang tidak diperkenankan bicara, yaitu lidah. Sungguh menyeramkan dan menakutkan.
Oleh karena itu, banyak sekali orang yang berusaha keras untuk melupakan kematian dengan berbagai macam cara, karena ketakutan yang luar biasa. Namun, usaha orang untuk melupakan kematian itu pasti ada akibatnya. Apa akibat yang akan diderita oleh orang yang berusaha melupakan kematian?
Akibat melupakan kematian
Ketidak sadaran seseorang akan akibat melupakan kematian sangat fatal. Namun tidak banyak orang yang sadar akan hal ini. Diantara akibat dari melupakan kematian adalah:
1. Menunda taubat
2. Tidak redho dan selalu merasa kekurangan
3. Malas beribadah
Oleh kerana itu, orang yang berusaha melupakan kematian adalah orang yang putus asa dari berbuat baik. Bila orang yang ingin selalu meningkatkan diri, dia akan senantiasa mengingat kematian, karena dengan mengingat kematian ia akan berus berusaha untuk meningkatkan diri dalam beramal.
Bersiap menghadapi kematian
Definisi kematian sudah kita tahu. Sikap manusia dalam menghadapi kematian juga sudah kita tahu. Dan kita sudah tahu akibat dari melupakan kematian.
Dan yang sudah kita tahu sebelum kita tahu hal-hal di atas adalah kematian pasti datang. Bila sudah datang waktunya, maka tidak akan bisa ditunda lagi.
Pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah kita mempersiapkan diri menghadapi kematian? Ataukah kita tidak perlu siap-siap dalam menghadapi kematian yang pasti datang. Ataukah akan melupakan kematian?
Orang yang bijak harus bisa belajar dari kondisi. Belajar dari sejarah . Dan belajar dari orang lain yang sudah mendahului kita menemui kematian. Sehingga yang lebih penting dari semua hal di atas adalah bagaimana kita mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian.
Beberapa yang yang mesti kita lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian yang pasti datang adalah:
1. Muhasabah diri, selalu mengevalusi diri dalam setiap saat. Sehingga kita bisa mengukur kondisi kita apakah dalam kondisi kebaikan ataukah sebaliknya.
2. Cinta Allah, Rasulullah, dan orang shaleh, karena dengan cinta itu akan menjadikan kita beramal, berkorban dan berbuat.
3. Beramal untuk mendapatkan ridho Allah, atau keikhlasan. Karena keikhlasan adalah kunci dari diterimanya amal yang benar.
4. Selalu mengingat kematian, dengan mengingat kematian itu, maka kita akan selalu mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
sebab saya tak menghadiri Majlis yg di anjurkan Halaqah ke 4 : maaf yg di atas di cedok dari .... http://www.readerscommunity.com/mempersiapkan-kematian/
teringin nak dengar apa yg didengari dan dialami apa yg terkesan akan perserta2 Perjumpaan Halaqah kali ke 4 dengan tema ... "Pesiapan Diri Menghadapi Kematian"
kan si suami yg balik dari mendengar khutbah Jumaat @ program agama mesti balik cerita kat keluarga dan kawan2.
Penulis : Saya Hamba
MEMPERSIAPKAN KEMATIAN
Kematian sebuah peristiwa yang akan dialami oleh semua makhluq yang hidup. Tidak ada perkecualian dalam hal ini. Kaya miskin, tua muda, laki perempuan semua akan mengalaminya. Hanya masalah waktu yang membedakan dan cara kematian. Sebuah kepastian yang kita pahami dan kita saksikan. Namun tidak semua orang menyadari akan hal ini. Ya kematian. Apa sih sebenarnya kematian itu?
Definisi kematian
Kematian adalah terputusnya ruh dari jasad, berpindah dari alam dunia ke alam lain.
Demikian definisi kematian. Dan manusia tidak sama dalam menyikapi masalah kematian ini. Bagaimana sikap kita?
Sikap manusia terhadap kematian
Kematian bisa kita saksikan dan kita lihat di sekitar kita. Kematian adalah hal yang pasti, dan semua orang tahu betul kalau akan mengalami hal ini. Dan manusia berbeda-beda dalam menyikapi masalah yang satu ini.
Sikap kita sebagai manusia boleh dibagi menjadi dua
1. Benci
2. Cinta
Sikap benci dikeranakan rasa takut, atau ketidak siapan diri, atau keinginan hidup di dunia lebih panjang.
Sedangkan sikap orang yang cinta kematian, dikarenakan kematian adalah pintu yang harus dilewati kepada hal yang lebih baik. Atau akhir dari sebuah kesulitan kehidupan di dunia menuju kepada kehidupan yang lebih nikmat. Begitu seterusnya. Demikianlah manusia menyikapi kematian.
Kematian menakutkan?
Secara manusiawi kematian memang menakutkan bagi siapa saja. Orang yang tidak takut mati karena ada hal yang menjadikan dia seperti itu.
Diantara hal-hal yang menjadikan seseorang takut mati beberapa faktor, antara lain:
1. Berpisah dengan yang dicintai dan disukai
2. Sakitnya sakratul maut
3. Menghadapi perjalanan panjang tanpa ujung
4. Telah ditunggu oleh pengadilan akhirat beserta siksa dan azab atas segala dosa dan kemaksiatan
Begitu menakutkan sebenarnya masalah kematian ini. Apalagi bila melihat akibat amal yang tidak baik selama hidup di dunia. Siksa dan adzab akhirat sudah menunggu. Pengadilan akhirat yang menyeramkan sudah menanti. Allah swt sebagai Hakim yang Maha Adil, manusia yang senantiasa berdosa ini sebagai pesakitan dan terdakwa. Didudukkan di kursi pesakitan yang kondisi persidangannya sangat menakutkan. Semantara yang menjadi saksi adalah bagian-bagian anggota tubuh kita yang saat hidup turut serta menjadi pelaku. Hanya satu yang tidak diperkenankan bicara, yaitu lidah. Sungguh menyeramkan dan menakutkan.
Oleh karena itu, banyak sekali orang yang berusaha keras untuk melupakan kematian dengan berbagai macam cara, karena ketakutan yang luar biasa. Namun, usaha orang untuk melupakan kematian itu pasti ada akibatnya. Apa akibat yang akan diderita oleh orang yang berusaha melupakan kematian?
Akibat melupakan kematian
Ketidak sadaran seseorang akan akibat melupakan kematian sangat fatal. Namun tidak banyak orang yang sadar akan hal ini. Diantara akibat dari melupakan kematian adalah:
1. Menunda taubat
2. Tidak redho dan selalu merasa kekurangan
3. Malas beribadah
Oleh kerana itu, orang yang berusaha melupakan kematian adalah orang yang putus asa dari berbuat baik. Bila orang yang ingin selalu meningkatkan diri, dia akan senantiasa mengingat kematian, karena dengan mengingat kematian ia akan berus berusaha untuk meningkatkan diri dalam beramal.
Bersiap menghadapi kematian
Definisi kematian sudah kita tahu. Sikap manusia dalam menghadapi kematian juga sudah kita tahu. Dan kita sudah tahu akibat dari melupakan kematian.
Dan yang sudah kita tahu sebelum kita tahu hal-hal di atas adalah kematian pasti datang. Bila sudah datang waktunya, maka tidak akan bisa ditunda lagi.
Pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah kita mempersiapkan diri menghadapi kematian? Ataukah kita tidak perlu siap-siap dalam menghadapi kematian yang pasti datang. Ataukah akan melupakan kematian?
Orang yang bijak harus bisa belajar dari kondisi. Belajar dari sejarah . Dan belajar dari orang lain yang sudah mendahului kita menemui kematian. Sehingga yang lebih penting dari semua hal di atas adalah bagaimana kita mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian.
Beberapa yang yang mesti kita lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian yang pasti datang adalah:
1. Muhasabah diri, selalu mengevalusi diri dalam setiap saat. Sehingga kita bisa mengukur kondisi kita apakah dalam kondisi kebaikan ataukah sebaliknya.
2. Cinta Allah, Rasulullah, dan orang shaleh, karena dengan cinta itu akan menjadikan kita beramal, berkorban dan berbuat.
3. Beramal untuk mendapatkan ridho Allah, atau keikhlasan. Karena keikhlasan adalah kunci dari diterimanya amal yang benar.
4. Selalu mengingat kematian, dengan mengingat kematian itu, maka kita akan selalu mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
sebab saya tak menghadiri Majlis yg di anjurkan Halaqah ke 4 : maaf yg di atas di cedok dari .... http://www.readerscommunity.com/mempersiapkan-kematian/
teringin nak dengar apa yg didengari dan dialami apa yg terkesan akan perserta2 Perjumpaan Halaqah kali ke 4 dengan tema ... "Pesiapan Diri Menghadapi Kematian"
kan si suami yg balik dari mendengar khutbah Jumaat @ program agama mesti balik cerita kat keluarga dan kawan2.
Penulis : Saya Hamba
0 ulasan: on "Part 1 : Testimonial Peserta Program Halaqah ke 4 "Pesiapan Diri Menghadapi Kematian""
Catat Ulasan